Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Gaza adalah satu daerah yang hanya seluas 365 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa. Gaza adalah kota yang diblokade dari segala penjuru, darat, laut dan udara. Di darat diblokade dengan tembok raksasa setinggi delapan meter dengan kedalaman 30 meter. Di laut diblokade dengan kapal laut Israel dan di udara diblokade dengan pesawat jet tempur Israel. Dalam keadaan diblokade, Gaza beberapa kali dibombardir kekuatan persenjataan Israel yang meluluhlantakkan bangunan- bangunan dan berbagai fasilitas di jalur tersebut. Rakyat Gaza yang sudah menderita dalam blokade harus berguguran terkena ganasnya misil-misil tentara zionis Israel Yahudi. Namun, kota yang terlihat tidak indah oleh kehancuran, tempat yang dituding oleh negara Barat sebagai sarang “teroris”, dan adalah penjara terbesar di dunia, memiliki magnet yang menarik perhatian masyarakat dunia internasional. Tidak hanya orang-orang dari negeri- negeri Muslim berdatangan ke Gaza, tapi dari negeri-negeri non-Muslim pun berdatangan ke Gaza tanpa dipaksa dan disuruh. Setiap orang yang datang ke Gaza pasti membawa misi bantuan. Namun, jika kita memasuki Gaza, akan terasa sejuk, tenang, walaupun bangunannya hancur, tapi iman orang- orang Gaza tidak hancur. Negeri yang sangat ingin dihancurkan oleh Israel itu justru membuat empati orang- orang yang punya nilai sosial pada kemanusiaan. Bahkan anak-anak kecil yang masih sekelas Taman Kanak-Kanak pun ikut memberikan kepeduliannya untuk Gaza. Hal yang membuat Gaza memiliki daya magnet luar biasa dalam menarik perhatian masyarakat dunia, tidak lain adalah karena keberkahan Allah atas negeri itu. Ada beberapa sebab keberkahan yang Allah berikan kepada Gaza: Pertama, Gaza terletak di sekitar Baitul Maqdis. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya Qur’an Surat Al-Israa ayat 1, yang artinya. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Kedua, rakyat Gaza gemar memakmurkan masjid. Seiring dengan firman Allah yang maknanya, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” 0. Walaupun banyak masjid hancur oleh serangan rudal-rudal Israel, tapi rakyat Gaza tetap melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Sebelum azan dikumandangkan, mereka sudah datang memakmurkan masjid dengan berzikir, membaca Al-Qur’an dan berdoa. Bahkan warga cacat, tidak berkaki dan tidak bertangan, duduk di kursi roda, tidak ketinggalan untuk shalat berjamaah di masjid. Syaikh Ahmad Yassin, tokoh perlawanan terhadap Israel, semasa hidupnya, adalah salah contoh pemimpin lumpuh yang tetap selalu melaksanakan shalat berjamaah. Meskipun lumpuh, tetap saja pemerintah Israel menakutinya sehingga harus membunuhnya dengan roket dari atas helikopter apache. Bahkan saat terjadi hujan bom dan roket, kaum laki-laki sepanjang Jalur Gaza, tetap berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah. Ketiga, rakyat Gaza berinteraksi dengan Al Qur’an. Sejalan dengan firman-Nya, artinya “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS. Fathir : 29). Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari) Pemerintah Gaza mencanangkan program setiap rumah minimal ada satu orang yang hafidz Al Qur’an. Program terkini adalah program dua bulan hafal Al Qur’an 30 juz. Bahkan salah satu putera Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya mampu menghapal Al Qur’an dalam waktu 35 hari. Setiap tahun jumlah penghapal Al Qur’an yang diwisuda terus meningkat dalam jumlah yang ribuan. Untuk program penghapalan Al Qur’an, setiap pegawai negeri Gaza dipotong penghasilannya sebanyak satu persen untuk infaq bagi program penghafal Al- Quran. Para pelajar yang mengikuti program Tahfidzul Al Qur’an, sedikit pun tidak dikenakan biaya. Keempat, rakyat Gaza memiliki pemimpin yang bertakwa kepada Allah. Mereka melaksanakan firman Allah, “Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang- orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir 0. Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Maidah: 57). Sebutlah Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya sekaligus pemimpin perjuangan HAMAS. Ia adalah seorang hafidz yang saleh dan imam terfavorit di Gaza. Ia pemimpin yang turun ikut berjaga di perbatasan, makan bersama anak yatim, ikut turun bergotong-royong. Menangis ketika mengimami shalat. Rumahnya sederhana yang berada di dalam gang. Satu kisahnya ketika Haniya berangkat ke kantornya, di perjalanan ia melihat ada rakyatnya meninggal dunia. Maka ia turun untuk berbelasungkawa. Setelahnya, kembali ia melanjutkan perjalanannya. Ternyata ada sebuah kecelakaan, maka selaku pemimpin ia pun turun membantu korban kecelakaan. Yang dilakukannya bukanlah sekedar suatu pencitraan, tapi Haniya memang memiliki karakter pemimpin yang begitu merakyat. Kelima, rakyat Gaza benar-benar berjihad di jalan Allah. Mereka sangat tergerak dengan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali imran: 145). Pemerintahan Hamas memiliki Brigade Izzuddin Al Qassam. Israel akan gentar jika mendengar namanya, pasukan khusus yang paling khusus. Pasukan yang berada di front terdepan. Tidak mengenal istilah mundur. Pasukan ini bisa begitu istimewa karena mereka adalah pasukan yang hafidz Al- Qur’an. Hafidz Al-Quran adalah salah satu syarat untuk menjadi tentara Izzuddin Al Qassam. Selain itu, syaratnya melakukan shalat Shubuh berjamaah selama tiga tahun tanpa putus. Dan tentara Izzuddin adalah tentara yang harus memiliki rekomendasi dari ulama Gaza. Ketangguhan brigade ini terbukti dengan keberhasilan mereka mengalahkan pasukan Israel pada dua perang besar terakhir, tahun 2009 dan 2012. L. - Oleh : Ustadz Ferry Nur - Miraj News Agency (MINA)